Setiap tanggal 14 September, dunia memperingati Hari Eksim Atopik Sedunia (World Atopic Eczema Day).Tema ini mengingatkan kita bahwa kulit bukan hanya pelindung tubuh, tetapi juga bagian penting dari perjalanan hidup seseorang.

Bagi mereka yang hidup dengan atopic eczema, perjalanan itu penuh tantangan. Gatal yang datang tiba-tiba, kulit yang kering, pecah-pecah, hingga peradangan yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Tidak sedikit pula pasien yang merasa kurang percaya diri atau mengalami gangguan tidur karena keluhan kulit ini.

Prevalensi Kasus Eksim Atopik

Eksim bukanlah penyakit langka. Data global menunjukkan:

  • Lebih dari 230 juta orang di dunia hidup dengan eksim.
  • Prevalensi eksim pada anak mencapai 10–20%, bahkan lebih tinggi pada balita (sekitar 16%).
  • Pada orang dewasa, angkanya sekitar 6,3%.

Prevalensi Kasus Eksim Atopik di indonesia

  • Diperkirakan 23,6% anak Indonesia pernah mengalami eksim.
  • Setiap tahun, ada sekitar 2 juta kasus eksim pada anak yang tercatat.
    Artinya, kemungkinan besar kita semua punya keluarga, teman, atau tetangga yang pernah merasakan penyakit kulit ini.

Namun, kabar baiknya eksim bisa dikelola dengan baik.

Pencegahan Eksim Atopik

Ada beberapa langkah sederhana yang bisa membantu mencegah kekambuhan :

  • Gunakan pelembap kulit secara rutin, terutama setelah mandi.
  • Hindari sabun atau produk perawatan yang mengandung parfum keras.
  • Jaga kelembapan udara, terutama saat cuaca dingin atau kering.
  • Kenakan pakaian berbahan lembut, seperti katun, dan hindari kain kasar atau wol.
  • Kelola stres dengan baik, karena stres bisa memicu flare pada beberapa orang.
  • Hindari faktor pencetus pribadi, seperti debu, tungau, bulu hewan, atau makanan tertentu bila terbukti memicu.

Terapi & Pengobatan Eksim Atopik

Pengobatan eksim disesuaikan dengan kondisi tiap pasien. Beberapa terapi yang biasanya disarankan antara lain :

  • Krim atau salep pelembap untuk memperbaiki fungsi pelindung kulit.
  • Obat topikal antiinflamasi (seperti kortikosteroid ringan atau calcineurin inhibitor) untuk mengatasi peradangan.
  • Obat antihistamin untuk membantu mengurangi rasa gatal.
  • Pada kasus tertentu, dokter bisa memberikan terapi sistemik atau fototerapi untuk kasus eksim sedang hingga berat.
  • Edukasi pasien dan keluarga sangat penting agar pengelolaan bisa konsisten jangka panjang.

“Eksim bukan penyakit yang bisa sembuh total, tapi bisa dikelola dengan baik. Dengan perawatan yang tepat, pasien tetap bisa hidup produktif, sehat, dan percaya diri. Kuncinya adalah kombinasi dari perawatan kulit sehari-hari, pengobatan medis sesuai anjuran, serta dukungan keluarga dan lingkungan. Jangan pernah merasa sendirian dalam perjalanan dan perjuangan menghadapi eksim” Jelaskan dr. Febrian Renatasari, Sp.DVE, Finsdv, Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika RSUD Bhakti Dharma Husada

Hari Eksim Sedunia mengingatkan kita bahwa “our skin is our journey” atau dapat diartikan kulit kita adalah bagian dari perjalanan kita, dan setiap perjalanan layak dihargai.

Jika kamu atau keluarga mengalami keluhan kulit yang mengarah ke eksim, jangan tunda untuk berkonsultasi! Klinik Kulit RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya siap membantu dengan pelayanan medis yang profesional dan ramah.

Sumber : dr. Febrian Renatasari, Sp.DVE, Finsdv

Editor : Dwi Kurnia Puspitasari, S.KM (Tim PKRS RSUD BDH)

DAFTAR PUSTAKA

  1. Nutten S. (2015). Atopic dermatitis: global epidemiology and risk factors. Annals of Nutrition and Metabolism, 66(Suppl 1), 8–16.
  2. Silverberg JI, Barbarot S, Gadkari A, et al. (2023). Global epidemiology of atopic dermatitis: a comprehensive systematic analysis and modelling study. The Lancet, 402(10397), 1101–1111.
  3. Pratiwi, L. D. (2021). Prevalensi Dermatitis Atopik pada Anak di Indonesia. Universitas Gadjah Mada.
  4. Flohr, C., & Mann, J. (2014). New insights into the epidemiology of childhood atopic dermatitis. Allergy, 69(1), 3–16.
  5. Leung, D. Y. M., & Guttman-Yassky, E. (2014). Deciphering the complexities of atopic dermatitis: shifting paradigms in treatment approaches. Journal of Allergy and Clinical Immunology, 134(4), 769–779.
  6. National Eczema Association. (2023). Eczema Prevention and Management.
  7. Ring, J., Alomar, A., Bieber, T., Deleuran, M., Fink-Wagner, A., Gelmetti, C., & Wollenberg, A. (2012). Guidelines for treatment of atopic eczema (atopic dermatitis) Part I. Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology, 26(8), 1045–1060.
  8. Wollenberg, A., Barbarot, S., Bieber, T., Christen-Zaech, S., Deleuran, M., Fink-Wagner, A., & Simon, D. (2018). Consensus-based European guidelines for treatment of atopic eczema (atopic dermatitis) in adults and children: part II. Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology, 32(6), 850–878.
  9. Eichenfield, L. F., Tom, W. L., Chamlin, S. L., Feldman, S. R., Hanifin, J. M., Simpson, E. L., & Sidbury, R. (2014). Guidelines of care for the management of atopic dermatitis: Section 2. Management and treatment of atopic dermatitis with topical therapies. Journal of the American Academy of Dermatology, 71(1), 116–132.
  10. Sidbury, R., Davis, D. M., Cohen, D. E., Cordoro, K. M., Berger, T. G., Bergman, J. N., & Elmets, C. A. (2014). Guidelines of care for the management of atopic dermatitis: Section 3. Management and treatment with phototherapy and systemic agents. Journal of the American Academy of Dermatology, 71(2), 327–349.

© 2025 - RSUD Bhakti Dharma Husada
Crafted with ♥️ by IT & PKRS RSUD BDH

Untuk Kegawatdaruratan       031-7404444